Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Satu Lagi, Fenomena Spritual Dari Jerowaru

SEORANG teman saya bernama Muhrim tiba-tiba mengalami kejadian aneh dihari ketiga puasa kemaren. Disaat ia berada antara tidur dan terjaga, ia didatangi tiga perempuan cantik. Tiga perempuan itu memintanya mengawasi orang-orang kampung yang jarang solat dan puasa. Muhrim menolaknya dengan alasan ia belum pantas menyuruh orang-orang sementara dirinya merasa belum sempurna beribadah.

Tiga perempuan itu lantas marah-marah dan seketika membuat badannya kaku tak bergerak. Dengan gesit, tiga perempuan itu lantas membedah dadanya layaknya seorang jagal membedah dada seekor kambing. Anehnya dia tak merasakan sakit sedikitpun. Dengan nyata ia saksikan tiga perempuan itu masuk pelan-pelan didadanya dan tubuhnya kembali sempurna seperti semula.
Setelah kejadian aneh malam itu, teman saya ini mengalami keanehan-keanehan lain. Kemana-mana ia menenteng kayu yang dipakainya memukul orang-orang yang dianggapnya tidak solat atau puasa. Setiap subuh ia ronda ke rumah-rumah penduduk yang belum bangun. Anehnya, ia sepertinya mengetahui pasti mana rumah yang pemiliknya belum bengun lantas mengusirnya ke masjid.

Lebih anehnya lagi, Setiap ia bertemu dengan orang yang tidak solat atau puasa badannya langsung menggigil layaknya orang kedinginan. Kalo sudah begini, ia kalap dan memukulnya sampai mengaku salah. Dan hebatnya lagi, orang-orang yang membuatnya menggigil ternyata benar tidak solat atau sedang tidak berpuasa. Entah apa yang dialami teman saya ini. Kata orang-orang kampung ia stres atau kerasukan setan.

Hingga hari ke 12 ramadhan ini, ada 72 orang sudah ia tangkap dan digebuknya. Dan 72 orang itu kebanyakan teman-temannya sesama pemuda. Karena keanehan ini, orang sekampung nyaris tak bisa absen melakukan ibadah. Muhrim telah menjadi polisi syari’ah tingkat kampung dengan bekal keanehan yang dia dapat.

Fenomena Spritual di Era Modern

Kasus ini menambah satu lagi fenomena spritual di era modern yang sulit kita fahami. Sebelumnya di desa yang sama, terdapat Guru Ukit (saudara kandung TGH sibawaih) yang juga memunculkan keanehan-keanehan. Guru ukit hobi sekali minum tuak hingga ber ember-ember padahal islam melarangnya. Suatu ketika, seorang bertanya padanya kenapa ia melakukannya padahal islam melarang. Guru ukit menjawab hanya dengan mengangakan mulutnya. Dan konon si penanya melihat samudra didalam mulut sang guru ukit. Ia ingin menegaskan jika ia sebenarnya tidak sedang meminum tuak tetap membuangnya ke laut.

Diluar lombok kenehan yang sama pernah dialami Lia Aminuddin (Eden). Eden yang seorang penata bunga itu mengaku mendapatkan wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril lalu mendirikan Singgasana Eden. Juga Ahmad Mozadeq megaku rasul karena merasa mendapatkan wahyu dan membuat Aliran Alqiyadah Islamiyah.

Keanehan-keanehan spritual ini ternyata memang benar dialami sebagian manusia di era modern sekarang. Entah bagaimana latarbelakang mereka sehingga menuju tingkatan spritual demikian, yang jelas apa terjadi pada mereka berjalan secara alami dan tak dipengaruhi kitab atau ajaran apapun. Lalu kita yang pro-nalar bisa berpendapat apa? Entahlah!.[]